Indah bukan masa-masa kita diwaktu kecil ? masa masa dimana kita sangat Bahagia… tidak seperti sekarang yang mungkin terbebani cicilan dan lainnya. Sewaktu kecil kita mempunyai sebuah mainan yang sangat kita cintai, apabila mainan tersebut hilang,rusak, kita sangat sedih sekali bukan ? atau Ketika kita saling berebut mainan dengan Kakak dan Adik kita yang mungkin membuat kita jengkel.
Tahrif ada 2 :
-Tahrif Lafadz
: Merubah Lafadznya, seperti yang harusnya Istawa diganti menjadi Istaula
-Tahrif
Maknawi : Merubah makna, sedangkan lafadz tetap. Seperti tahrif Tangan Allah
dirubah maknanya menjadi Kedua Kekuatan Allah atau Kedua Kenikmatan Allah.
Ahlus Sunnah tidak mentahrif seperti kalangan Ahlul
Bid’ah Mu’tazilah yang merubah Lafadz dan Jahmiyah yang tidak menerima Maknawi.
2. Ahlus Sunnah tidak men Takyif yaitu bertanya
Bagaimana, seperti apa. Ahlus Sunnah tidak mempertanyakan seperti apa tangan Allah dan tidak
berani mempertanyakan seperti itu. Sebab dengan bertanya seperti apa atau
bagaimana berarti dia membuka pintu kesesatan. Karna yang demikian Kaifiyah tidak
ada yang mengetahuinya , Allah tidak bisa dilihat, tidak bisa diketahui oleh
panca Indra. Sumber untuk mengetahui Allah hanya pada Al-Quran dan As-Sunnah. Apa
yang diyakini Ahlus Sunnah yaitu Apa yang dikatakan Oleh Allah subhanahuwata’ala
3. Ahlus Sunnah juga tidak Menyamakan sifat Allah dengan
Makhluk (Tasbih), Haram
hukumnya Menyerupakan Allah dengan Makhluk. Ahlus Sunnah senantiasa dilindungi
Allah subhanahu wata’ala, karena ahlus sunnah tidak merubah (tahrif), tidak
juga mempertanyakan bagaimana (Takyif) dan juga tidak tidak Menyerupakan Allah
dengan Makhluknya (Tasbih).
4. Sehingga
Ahlus sunnah senantiasa berjalan dengan Mentauhidkan Allah dengan uluhiyah
,rububiyah, dan asma sifat dan Mensucikan Allah subhanahu wata’ala
5. Mentauhidkan
Allah dalam Asma wa sifat, dengan mengimani semua Nama-nama Allah dan Sifat-sifat
Allah yang terkandung dalam Al-Quran dan As Sunnah dengan tanpa menyelewengkan
Maknanya dengan makna lain dengan tidak merubah lafadz dan tidak merubah
Maknanya seperti apa adanya dalam Bahasa Arab. Dan ini merupakan pengenalan
yang Lurus dalam meng esakan Allah subhanahu wata’ala dalam Asma Wa sifat.
dengan tidak menyerupakan dengan makhluk dan tidak bertanya kaya apa, seperti
apa, bagaimananya.
6. Ahlus
sunnah menetapkan Sifat Allah tidak seperti Jahmiyah yang menolak Sifat Allah.
7. Mensucikan
Allah yaitu dengan meyakini Allah tidak serupa dengan Makhluknya, kita sucikan
Allah.
8. Dan
Ahlus sunnah mengikuti ayat Allah , Allah tidak serupa dengan Makhluknya.
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura: 11)
·
Dalam ayat ini, pertama
yaitu dengan mensucikan Allah terlebih dahulu, karna tidak mungkin Allah serupa
dengan Makhluknya
·
Setelah itu baru
menjelaskan Sifat Allah Maha mendengar dan Maha Melihat.
9. Dasar
memahami Tauhid Asma wa sifat :
-
Itsbat = Menetapkan Sifat-sifat Allah
-
Tanzih = Mensucikannya
dari Penyerupaan
10. Sifat
Allah sesuai dengan Keagungan dan Kemuliaan Allah subhanahu wa ta’ala
11. Kita
mengenali Allah dengan berita-berita apa yang ada dalam Al Quran, segala yang
diberitakan dalam Al-Quran Wajib kita Imani, Apa yang diberitakan dalam hadits
Wajib kita Imani, Apa yang tidak diberitakan maka kita katakana “Saya tidak
tahu”.
12. Makhluk
yang diciptakan Allah dengan Tangannya langsung :
-
Adam
-
Surga Al Adn
-
Taurat
13. Semua
sifat-sifat yang disebutkan dalam Al-Quran dan disebutkan dalam Riawat-riwayat
yang shahih kita perlakukan dengan kita Imani Lafadz dan maknanya, dan kita
tidak mentakwilkannya, tidak menolaknya, dan kita dalam keadaan tidak
menyamakan dengan Makhluk. Seperti sifat Mendengar, Sifat Melihat, Wajah Allah,
sifat Ilmu Allah, sifat Kekuatan Allah, sifat Kemuliaan Allah, sifat Keagungan,
sifat Kehendak dan Keinginan, dan sifat Berbicara, sifat Ridho , Cinta dan sifat
Marah / membenci,Murka, sifat Gembira Ketika ada seseorang yang bertaubat,
sifat Tertawa (kisah orang yang terakhir masuk kedalam Surga)
14. Allah
Maha Tinggi diatas Arsynya
ٱلرَّحْمَٰنُ عَلَى ٱلْعَرْشِ ٱسْتَوَىٰ
(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy.
[Thaha/20:5].
Semoga
Allah membalas kebaikan para Asatidz yang sudah memberikan faidah-faidah
luarbiasa.
Apabila
ada kekurangan dari tulisan penulis, semata-mata itu kesalahan penulis.
Allah
azza Wa jalla terbebas dari kesalahan tersebut,
Semoga
bermanfaat buat kami dan sebagai tambahan Amal, dan Pembaca sebagai tambahan
Ilmu dan Amal.
Semoga
Penulis diberikan ke Istiqomahan dalam membuat Faidah-faidah dari Kajian
Wabillahi
taufiq
Menjelang
Maghrib di Desa Babakan , 11 Ramadhan 1441 H / 04 Mei 2020
Muhamad
Nauval Wicaksono