Indah bukan masa-masa kita diwaktu kecil ? masa masa dimana kita sangat Bahagia… tidak seperti sekarang yang mungkin terbebani cicilan dan lainnya. Sewaktu kecil kita mempunyai sebuah mainan yang sangat kita cintai, apabila mainan tersebut hilang,rusak, kita sangat sedih sekali bukan ? atau Ketika kita saling berebut mainan dengan Kakak dan Adik kita yang mungkin membuat kita jengkel.
Pernahkah pembaca mencintai seseorang ? mungkin dari
kita akan menjawab “YA PERNAH DONG” sekilas akan mengingatkan
cinta-cinta monyet kita dimasa lalu bukan ? hehee. Terlebih seorang Laki-laki
mungkin dia akan mengorbankan segala-galanya untuk orang yang dicintainya.
Tidak peduli dengan perbedaan jarak yang mungkin jauh, kalau istilah orang
orang paguyuban loser “Samudra Kusebrangi, Gunung kubelah, hanya tuk
bersamamu” Jiaan,,
Begitulah
kira-kira orang yang sudah sangat Mencintai Sesuatu, Begitu juga seseorang yang
terikat dengan Masjid. Pernahkah kalian terfikirkan mengapa mereka mereka, Laki
laki yang mungkin sangat berat Langkahnya menuju Masjid-Masjid Allah Azza Wa
jalla ?? Jawabannya cuman satu.
“Karna mereka belum Mencintai Rabb
Mereka, Allah Azza Wa Jalla.”
Mengapa
bisa mereka belum mencintai Allah ? Karena
mereka tidak Mengenalnya. Pernahkah kalian mendengar istilah “Tak
Kenal Maka Tak Sayang” ya begitulah kira-kira. Jadi tidak usah heran mereka mampu menempuh
jarak dari Jakarta-Surabaya hanya untuk orang yang dicintainya, berbeda dengan
Masjid yang mungkin cuman beberapa meter dari tempat dia berdiri sangat susah
untuk melangkah ke Masjid, wal 'iya dzubillah. Sudah sepantasnya kita terus
belajar untuk mengenal Allah Azza Wa Jalla, Mengenalnya dengan mempelajari
Aqidah-aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, mengenalnya dengan uluhiyah,Rububiyah,
dan Asma Wa sifatnya. Mencintai Allah dengan mengikuti ittiba’ sunnah
Rasulullah Shallallahu’alaihiwassalam. Allah ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah (wahai Muhammad kepada
umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad),
niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. (QS. Alu
Imron: 31).
hadits
Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ
مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَمَنْ أَحَبَّ
عَبْدًا لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ
فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى
فِي النَّارِ
“Tiga hal, yang apabila seorang
memilikinya, maka akan mendapatkan manisnya; orang yang menjadikan Allah dan
RasulNya lebih ia cintai dari selainnya, orang yang mencintai seorang hamba
hanya karena Allah, dan orang yang benci pada kekafiran setelah Allah
selamatkan darinya sebagaimana benci dilemparkan ke Neraka”.
[HR al Bukhari, kitab al Iman, Bab
Halaawat Iman, no. 16.]
hadits Umar bin Al Khaththab :
كُنَّا
مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ
كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا مِنْ نَفْسِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ فَقَالَ
لَهُ عُمَرُ فَإِنَّهُ الْآنَ وَاللَّهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي فَقَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْآنَ يَا عُمَر ُ رواه البخاري
“Kami bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dan beliau dalam keadaan memegang tangan Umar bin Al Khaththab, lalu
Umar berkata kepada beliau: “Wahai, Rasululah! Sungguh engkau lebih aku cintai
dari segala sesuatu kecuali diriku,” lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Tidak, demi Dzat yang jiwaku di tanganNya, sampai aku lebih kamu
cintai dari dirimu sendiri”. Lalu Umarpun berkata: “Sekarang, demi Allah,
sungguh engkau lebih aku cintai dari diriku sendiri,” lalu Nabi n bersabda:
“Sekarang, wahai Umar!”
[HR al Bukhari, kitab al Aimaan an an
Nudzur, Bab Kaifa Kaanat Yamiin an Nabi, no. 6632.]
قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ
“Anas berkata: “Sungguh aku mencintai
Allah, RasulNya, Abu Bakar dan Umar, lalu aku berharap bisa bersama mereka,
walaupun aku belum beramal dengan amalan mereka”.
[Muslim, kitab al Bir wa as Silah, Bab al
Mar’u Ma’a Man Ahab, no. 4775.]
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda :
لَا
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ
أَجْمَعِينَ رواه البخاري
“Tidak
sempurna iman salah seorang dari kalian, hingga menjadikan aku lebih ia cintai
dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”
HR al Bukhari, kitab al Iman, Bab Hubbur
Rasul minal Imaan, no. 14.
Ya
begitulah seharusnya sikap kita sebagai seorang muslim, sikap Mencintai Allah
dan Rasulnya lebih kita utamakan dibandingkan segalanya, bahkan kita mencintai
Allah dan Rasulnya daripada diri kita sendiri, Ayah ibu kita, Anak dan Harta
kita. Dengan begitu, tentulah kita akan Berbeda Kelas dengan Cinta-cintanya
para Paguyuban Loser (Para pecinta Dunia). Kita tidak akan begitu sedih Ketika mungkin
kehilangan sesuatu yang sangat kita cintai. Apa coba ? Mungkin kita akan
kehilangan ditinggal kekasih istri/suami kita, Harta, Jabatan kita, kita tidak
begitu sedih, karna sejatinya Cinta kita hanya untuk Allah dan Rasulnya.
Semoga
yang sedikit ini bermanfaat, Mencerdaskan dan Mencerahkan semuanya
Wabillahi
Taufiq
24
Ramadhan 1441 H / 16 Mei 2020
Muhamad
Nauval Wicaksono